MAKALAH
SISTEM EKONOMI SOSIALIS DAN SISTEM
EKONOMI ISLAM
Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen
Operasional dan Produk Bank Syariah
Dosen pembimbing: Ismail, E. Sy
Kelompok VI:
Nadhifatul Qudsiyah (NIM.11629120048)
Murdiyah (NIM.11629120044)
PRODI EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYAIKHONA MOH.
CHOLIL
(STAIS) BANGKALAN
2014-2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang tak
terkira. Akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu dan dengan
kerja keras yang tak luput dari bagian usaha kami. Mengingat kegiatan kami
sebagai mahasiswa dan berangkat dari hal itulah kami tetap ingin menyelesaikan
makalah ini dengan baik, sesuai prosedur yang telah diberikan dan sebisa
mungkin untuk memenuhi target.
Sehubungan dengan selesainya
makalah ini kami minta maaf sebesar-besarnya terhadap teman-teman mahasiswi
semester 6 prodi Ekonomi Syariah dan pembimbing kami di mata kuliah ini, pasti
akan banyak sekali ditemukan kekurangan atau kesalahan dari apa yang telah kami
sajikan kali ini. Kritik dan saran teman-teman dan pembimbing akan sangat
bermanfaat bagi kami yang tentunya kami ambil sebagai pelajaran awal dari
semuanya untuk menjadi insan berpendidikan yang selalu ingin lebih baik dari
hari kemarin.
wallahu
a’lam bish shawab.
Bangkalan, Maret
2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3
Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
......... 2.1 Ekonomi Islam............................................................................................ 3
......... 2.1.1 Ekonomi Islam Menurut
Para Ahli.......................................................... 3
2.1.2 Ciri
Khas Ekonomi Islam........................................................................ 4
2.1.3 Tujuan
Ekonomi Islam............................................................................. 6
2.1.3 potensi
Ekonomi Syariah di Indonesia.................................................... 6
2.2 Sistem Ekonomi
Sosialis Atau Komando................................................... 6
2.2.1 Ciri-ciri,
Kebijakan dan Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis................ 7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ekonomi komando atau ekonomi
sosialis merupakan sistem ekonomi yang mana peran pemerintah sangat dominan
dalam suatu perekonomian di negaranya. Sedangkan ekonomi islam merupakan suatu
sitem ekonomi dimana segala aktifitas atau transaksi perekonomian itu dilandasi
oleh nilai-nilai keislaman, baik teori dan praktiknya dan mengandung falah.
Keduanya merupakan sistem yang
berbeda karena sistem ekonomi komando membahas tentang sistem ekonomi yang
dipegang penuh oleh negara tanpa campur tangan masyarakat sedangkan sistem
ekonomi islam membahas tentang sistem ekonomi yang diterapkan dan dipegang oleh
masyarakat atau negara tapi menitik beratkan pada bagaimana sistem itu dikelola
secara syariah atau sesuai dengan koidor keislaman. Sisteme konomi komando yang
sempat diterapkan oleh China dan juga sistem ekonomi islam yang muali menjamur
di dunia perbankan Indonesia. Sistem ekonomi komando yang sarat akan tindakan
otoriter dan sistem ekonomi islam yang sarat akan kemaslahatan antar sesama,
karena sistem ekonomi islam yang meniadakan bunga sepeerti sitem ekonomi
lainnya (sistem ekonomi liberal, komando atau campuran).
Kita perlu mempelajarinya lebih
lanjut dan mendalam, apalagi yang berkenaan dengan ekonomi syariah karena kita
adalah seorang muslim yang barang tentu sudah menjadi kewajiban untuk
mengetahui dan mengaplikasikan sistem ekonomi islam.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari sistem ekonomi islam?
2.
Apa
saja yang ada dalam ekonomi islam?
3.
Apa
pengertian dari sistem ekonomi komando?
4.
Apa
saja yang ada dalam sistem ekonomi komando?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui
pengertian dari sistem ekonomi islam.
2.
Mengetahui
hal-hal yang ada di dalam sistem ekonomi islam.
3.
Mengethaui
pengertian dari sitem ekonomi komando.
4.
Mengetahui
hal-hal yang ada di dalam sistem ekonomi komando.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Ekonomi
Islam
Ekonomi islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan
didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.
2.1.1 Ekonomi Islam Menurut
Istilah dan Para Ahli
Pengertian
ekonomi Islam adalah segala aktivitas perekonomian beserta aturan-aturannya
yang didasarkan kepada pokok-pokok ajaran Islam tentang ekonomi.
Menurut M.A Mannan
"Ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
permasalahan ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam." Menurut
Khursid Ahmad "Ilmu ekonomi Islam adalah suatu upaya sistematis untuk
mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya
dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam." Menurut M.
Akram Khan "lmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan
manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisir sumber-sumber daya bumi
atas dasar kerjasama dan partisipasi." Menurut Louis Cantori
"Ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi
yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak ekses
individualisme dalam ilmu ekonomi klasik."
Ekonomi Islam memandang bahwa ilmu ekonomi adalah bagian dari kajian
ekonomi yang hanya membahas masalah teknis dalam penerapan sistem ekonomi. Ilmu
ekonomi lebih spesifik hanya membahas masalah tata cara dalam memproduksi
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Meski demikian, ekonomi
Islam tidak menerima semua tata cara teknis tersebut diadopsi dalam ilmu
ekonomi Islam. Ekonomi Islam hanya mengadopsi tata cara yang secara hukum Islam
tidak bertentangan dengannya. Seperti dalam upayanya meningkatkan produksi
beras namun menggunakan pupuk yang berasal dari benda najis, dimana sebagian
ulama memberikan status haram dalam pemanfaatan benda najis. Sehingga tidak
dibenarkan dan bahkan diharamkan apabila ingin meningkatkan produksi beras
namun dengan menggunakan pupuk yang najis.
Nabi Muhammad SAW pun menyampaikan dengan pernyataan:
“kamu lebih mengetahui urusan duniamu”. Hadits ini sebagai jawaban atas masalah
penyerbukan kurma yang tidak berhasil dilakukan oleh seorang muslim setelah
meminta pendapat kepada baginda Rasulullah Saw. Hadits ini pun memberikan pesan
pada kita bahwa dalam masalah teknis memproduksi barang dan jasa perkaranya
diserahkan kepada manusia.
Krisis ekonomi yang sering terjadi ditengarai adalah ulah
sistem ekonomi konvensional, yang mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen provitnya.
Berbeda dengan apa yang ditawarkan sistem ekonomi syariah, dengan instrumen
provitnya, yaitu sistem bagi hasil.[1]
Sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi kapitalis, sosialis maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada di tengah-tengah
ketiga sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang
dengan kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis yang memberikan
hampir semua tanggungjawab kepada warganya serta komunis yang ekstrem, ekonomi
Islam menetapkan bentuk perdagangan serta perkhidmatan yang boleh dan tidak
boleh di transaksikan. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan
bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan
serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.
2.1.2 Ciri Khas Ekonomi Islam
Tidak banyak
yang dikemukakan dalam al-Qur'an, dan hanya prinsip-prinsip yang mendasar saja.
Karena alasan-alasan yang sangat tepat, Al-Qur'an dan Sunnah banyak sekali
membahas tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai produsen, konsumen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit
tentang sistem ekonomi[5]. Sebagaimana diungkapkan dalam pembahasan
diatas, ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada setiap pelaku usaha. Selain itu, ekonomi syariah menekankan empat sifat,
antara lain:
- Kesatuan (unity)
- Keseimbangan (equilibrium)
- Kebebasan (free will)
- Tanggung jawab (responsibility)
Manusia
sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin
bersifat individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan
manusia adalah kepercayaan-Nya di bumi]. Di dalam menjalankan kegiatan ekonominya,
Islam sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari
segi bahasa berarti "kelebihan". Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 275] disebutkan bahwa:
Artinya: “Orang-orang
yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan
riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”
2.1.3 Tujuan Ekonomi Islam
Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk
memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan semata-semata
hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi.
Esensi proses Ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang
berlandaskan nilai-nilai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi
Islam menjadi rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial,
budaya dan politik dari bangsa. Ekonomi Islam mampu menangkap nilai fenomena
masyarakat sehingga dalam perjalanannya tanpa meninggalkan sumber hukum teori
ekonomi Islam, bisa berubah.
2.1.4 Potensi Ekonomi Syariah di Indonesia
Organisasi masyarakat di bidang ekonomi
syariah, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menilai pada 2015 ekonomi syariah
akan tumbuh lebih baik daripada tahun ini. Hal ini menyesuaikan dengan
perkiraan pertumbuhan ekonomi secara nasional yang juga diperkirakan akan membaik
di sekitar 5,5%. Beberapa perkiraan industri terkait ekonomi syariah seperti
perbankan syariah dan asuransi syariah mendukungnya. Pertumbuhan perbankan
syariah yang diperkirakan akan mencapai pangsa pasarnya antara 5-6%. Industri
asuransi syariah Indonesia yang kini memegang posisi keempat dunia akan tumbuh
sebesar 20% pada 2015. Menurut MES (Masyarakat ekonomi Syariah) pertumbuhan
ekonomi Syariah pada tahun 2015 akan lebih baik.[10]
2.2 Sistem Ekonomi Sosialis Atau Komando
Sosialis
adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur
tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata
kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik,
telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya.
Sistem ekonomi
sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teori yang bertujuan
untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas
demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih
baik daripada yang kini berlaku sebagaimana yang diharapkan. Sistem Sosialis (Socialist
Economy) berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila
berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu
atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan
kepemilikan sosial.
Prinsip Dasar
Ekonomi Sosialis:
1. Pemilikan harta oleh negara.
2. Kesamaan ekonomi.
3. Disiplin Politik.
Sistem ekonomi
sosialis merupakan suatu sistem ekonomi dimana ekonomi diatur oleh negara.
Dalam sistem ini jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara
atau pemerintah pusat. Sistem ini mendasarkan dairi pada pandangan Karl Marx
dalam bukunya yang berjudul Das Capital.
2.2.1 Ciri-ciri, Kebijakan dan Kelemahan Sistem
Ekonomi Sosialis
Ciri-ciri
sistem ekonomi Sosialis:
1. Semua alat dan sumber daya dikuasai oleh
pemerintah.
2. Hak milik perorangan tidak diakui.
3. Tidak ada individu atau kelompok yang dapat
berusaha dengan bebas dalam kegiatan perekonomian.
4. Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh
pemerintah.
Kebaikan
sistem ekonomi sosialis[2]:
1. Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi,
pengangguran, dan masalah ekonomi lainnya.
2. Pasar barang dalam negeri berjalan lancar.
3. Pemerintah dapat turut campur dalam hal
pembentukan harga.
4. Relatif mudah melaksanakan distribusi
pendapatan.
5. Jarang terjadi krisis ekonomi.
Kelemahan
sistem ekonomi soasialis:
1. Mematikan inisiatif individu untuk maju.
2. Sering terjadi monopoli yang merugikan
masyarakat.
3. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam
memilih sumber daya.
[1]
Id.wikipedia.com/sistem-ekonomi-islam/29-03-2015
[2]
Hediirawan.blogspot.com/cekonomi-komando/30-3-2015
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Ekonomi islam
merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya
diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Ekonomi
Islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia.
Nilai Islam bukan semata-semata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi
seluruh mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses Ekonomi Islam adalah pemenuhan
kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam guna mencapai pada tujuan
agama (falah). Ekonomi Islam menjadi rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas
oleh ekonomi, sosial, budaya dan politik dari bangsa.
2.
Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup
besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan
campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur
tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik,
telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya. Sistem ekonomi sosialis merupakan
suatu sistem ekonomi dimana ekonomi diatur oleh negara. Dalam sistem ini
jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah
pusat. Sistem ini mendasarkan dairi pada pandangan Karl Marx dalam bukunya yang
berjudul Das Capital.