Kamis, 02 April 2015

Ekonomi Sosialis (Komando) dan Ekonomi Syariah



MAKALAH
SISTEM EKONOMI SOSIALIS DAN SISTEM EKONOMI ISLAM
Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasional dan Produk Bank Syariah



Dosen pembimbing: Ismail, E. Sy

Kelompok VI:
Nadhifatul Qudsiyah (NIM.11629120048)
Murdiyah (NIM.11629120044)



PRODI EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYAIKHONA MOH. CHOLIL
(STAIS) BANGKALAN
2014-2015




KATA PENGANTAR

 Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang tak terkira. Akhirnya makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu dan dengan kerja keras yang tak luput dari bagian usaha kami. Mengingat kegiatan kami sebagai mahasiswa dan berangkat dari hal itulah kami tetap ingin menyelesaikan makalah ini dengan baik, sesuai prosedur yang telah diberikan dan sebisa mungkin untuk memenuhi target.
Sehubungan dengan selesainya makalah ini kami minta maaf sebesar-besarnya terhadap teman-teman mahasiswi semester 6 prodi Ekonomi Syariah dan pembimbing kami di mata kuliah ini, pasti akan banyak sekali ditemukan kekurangan atau kesalahan dari apa yang telah kami sajikan kali ini. Kritik dan saran teman-teman dan pembimbing akan sangat bermanfaat bagi kami yang tentunya kami ambil sebagai pelajaran awal dari semuanya untuk menjadi insan berpendidikan yang selalu ingin lebih baik dari hari kemarin.
wallahu a’lam bish shawab.






Bangkalan, Maret 2015
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii

BAB I  PENDAHULUAN

          1.1  Latar Belakang.......................................................................................... 1
          1.2  Rumusan Masalah...................................................................................... 1
          1.3  Tujuan........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
......... 2.1 Ekonomi Islam............................................................................................ 3
......... 2.1.1 Ekonomi Islam Menurut Para Ahli.......................................................... 3
2.1.2 Ciri Khas Ekonomi Islam........................................................................ 4
2.1.3 Tujuan Ekonomi Islam............................................................................. 6
2.1.3 potensi Ekonomi Syariah di Indonesia.................................................... 6
2.2 Sistem Ekonomi Sosialis Atau Komando................................................... 6
2.2.1 Ciri-ciri, Kebijakan dan Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis................ 7


BAB III PENUTUP
                 3.1 Kesimpulan................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 9





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ekonomi komando atau ekonomi sosialis merupakan sistem ekonomi yang mana peran pemerintah sangat dominan dalam suatu perekonomian di negaranya. Sedangkan ekonomi islam merupakan suatu sitem ekonomi dimana segala aktifitas atau transaksi perekonomian itu dilandasi oleh nilai-nilai keislaman, baik teori dan praktiknya dan mengandung falah.
Keduanya merupakan sistem yang berbeda karena sistem ekonomi komando membahas tentang sistem ekonomi yang dipegang penuh oleh negara tanpa campur tangan masyarakat sedangkan sistem ekonomi islam membahas tentang sistem ekonomi yang diterapkan dan dipegang oleh masyarakat atau negara tapi menitik beratkan pada bagaimana sistem itu dikelola secara syariah atau sesuai dengan koidor keislaman. Sisteme konomi komando yang sempat diterapkan oleh China dan juga sistem ekonomi islam yang muali menjamur di dunia perbankan Indonesia. Sistem ekonomi komando yang sarat akan tindakan otoriter dan sistem ekonomi islam yang sarat akan kemaslahatan antar sesama, karena sistem ekonomi islam yang meniadakan bunga sepeerti sitem ekonomi lainnya (sistem ekonomi liberal, komando atau campuran).
Kita perlu mempelajarinya lebih lanjut dan mendalam, apalagi yang berkenaan dengan ekonomi syariah karena kita adalah seorang muslim yang barang tentu sudah menjadi kewajiban untuk mengetahui dan mengaplikasikan sistem ekonomi islam.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari sistem ekonomi islam?
2.      Apa saja yang ada dalam ekonomi islam?
3.      Apa pengertian dari sistem ekonomi komando?
4.      Apa saja yang ada dalam sistem ekonomi komando?
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari sistem ekonomi islam.
2.      Mengetahui hal-hal yang ada di dalam sistem ekonomi islam.
3.      Mengethaui pengertian dari sitem ekonomi komando.
4.      Mengetahui hal-hal yang ada di dalam sistem ekonomi komando.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Ekonomi Islam
Ekonomi islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.

2.1.1  Ekonomi Islam Menurut Istilah dan Para Ahli
Pengertian ekonomi Islam adalah segala aktivitas perekonomian beserta aturan-aturannya yang didasarkan kepada pokok-pokok ajaran Islam tentang ekonomi.
Menurut M.A Mannan "Ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari permasalahan ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam." Menurut Khursid Ahmad "Ilmu ekonomi Islam adalah suatu upaya sistematis untuk mencoba memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan permasalahan tersebut dari sudut pandang  Islam." Menurut M. Akram Khan  "lmu ekonomi Islam bertujuan mempelajari kesejahteraan manusia (falah) yang dicapai dengan mengorganisir  sumber-sumber daya bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi." Menurut Louis Cantori  "Ilmu ekonomi Islam tidak lain merupakan upaya untuk merumuskan ilmu ekonomi yang berorientasi manusia dan berorientasi masyarakat yang menolak ekses individualisme dalam ilmu ekonomi klasik."
Ekonomi Islam memandang bahwa ilmu ekonomi adalah bagian dari kajian ekonomi yang hanya membahas masalah teknis dalam penerapan sistem ekonomi. Ilmu ekonomi lebih spesifik hanya membahas masalah tata cara dalam memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Meski demikian, ekonomi Islam tidak menerima semua tata cara teknis tersebut diadopsi dalam ilmu ekonomi Islam. Ekonomi Islam hanya mengadopsi tata cara yang secara hukum Islam tidak bertentangan dengannya. Seperti dalam upayanya meningkatkan produksi beras namun menggunakan pupuk yang berasal dari benda najis, dimana sebagian ulama memberikan status haram dalam pemanfaatan benda najis. Sehingga tidak dibenarkan dan bahkan diharamkan apabila ingin meningkatkan produksi beras namun dengan menggunakan pupuk yang najis.
Nabi Muhammad SAW pun menyampaikan dengan pernyataan: “kamu lebih mengetahui urusan duniamu”. Hadits ini sebagai jawaban atas masalah penyerbukan kurma yang tidak berhasil dilakukan oleh seorang muslim setelah meminta pendapat kepada baginda Rasulullah Saw. Hadits ini pun memberikan pesan pada kita bahwa dalam masalah teknis memproduksi barang dan jasa perkaranya diserahkan kepada manusia.
Krisis ekonomi yang sering terjadi ditengarai adalah ulah sistem ekonomi konvensional, yang mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen provitnya. Berbeda dengan apa yang ditawarkan sistem ekonomi syariah, dengan instrumen provitnya, yaitu sistem bagi hasil.[1]
Sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi kapitalis, sosialis maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada di tengah-tengah ketiga sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis yang memberikan hampir semua tanggungjawab kepada warganya serta komunis yang ekstrem, ekonomi Islam menetapkan bentuk perdagangan serta perkhidmatan yang boleh dan tidak boleh di transaksikan. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.

2.1.2  Ciri Khas Ekonomi Islam

Tidak banyak yang dikemukakan dalam al-Qur'an, dan hanya prinsip-prinsip yang mendasar saja. Karena alasan-alasan yang sangat tepat, Al-Qur'an dan Sunnah banyak sekali membahas tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai produsen, konsumen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi[5]. Sebagaimana diungkapkan dalam pembahasan diatas, ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu, ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain:
  1. Kesatuan (unity)
  2. Keseimbangan (equilibrium)
  3. Kebebasan (free will)
  4. Tanggung jawab (responsibility)
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaan-Nya di bumi]. Di dalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti "kelebihan". Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 275] disebutkan bahwa:
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”

2.1.3  Tujuan Ekonomi Islam

Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan semata-semata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses Ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi Islam menjadi rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya dan politik dari bangsa. Ekonomi Islam mampu menangkap nilai fenomena masyarakat sehingga dalam perjalanannya tanpa meninggalkan sumber hukum teori ekonomi Islam, bisa berubah.

2.1.4  Potensi Ekonomi Syariah di Indonesia

Organisasi masyarakat di bidang ekonomi syariah, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menilai pada 2015 ekonomi syariah akan tumbuh lebih baik daripada tahun ini. Hal ini menyesuaikan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi secara nasional yang juga diperkirakan akan membaik di sekitar 5,5%. Beberapa perkiraan industri terkait ekonomi syariah seperti perbankan syariah dan asuransi syariah mendukungnya. Pertumbuhan perbankan syariah yang diperkirakan akan mencapai pangsa pasarnya antara 5-6%. Industri asuransi syariah Indonesia yang kini memegang posisi keempat dunia akan tumbuh sebesar 20% pada 2015. Menurut MES (Masyarakat ekonomi Syariah) pertumbuhan ekonomi Syariah pada tahun 2015 akan lebih baik.[10]
2.2     Sistem Ekonomi Sosialis Atau Komando
Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya.
Sistem ekonomi sosialis adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teori yang bertujuan untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku sebagaimana yang diharapkan. Sistem Sosialis (Socialist Economy) berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial.
Prinsip Dasar Ekonomi Sosialis:
1.      Pemilikan harta oleh negara.
2.      Kesamaan ekonomi.
3.      Disiplin Politik.
Sistem ekonomi sosialis merupakan suatu sistem ekonomi dimana ekonomi diatur oleh negara. Dalam sistem ini jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah pusat. Sistem ini mendasarkan dairi pada pandangan Karl Marx dalam bukunya yang berjudul Das Capital.

2.2.1  Ciri-ciri, Kebijakan dan Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis
Ciri-ciri sistem ekonomi Sosialis:
1.      Semua alat dan sumber daya dikuasai oleh pemerintah.
2.      Hak milik perorangan tidak diakui.
3.      Tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam kegiatan perekonomian.
4.      Kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah.
Kebaikan sistem ekonomi sosialis[2]:
1.      Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran, dan masalah ekonomi lainnya.
2.      Pasar barang dalam negeri berjalan lancar.
3.       Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga.
4.      Relatif mudah melaksanakan distribusi pendapatan.
5.      Jarang terjadi krisis ekonomi.

Kelemahan sistem ekonomi soasialis:
1.    Mematikan inisiatif individu untuk maju.
2.    Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat.
3.    Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya.




[1] Id.wikipedia.com/sistem-ekonomi-islam/29-03-2015
[2] Hediirawan.blogspot.com/cekonomi-komando/30-3-2015


BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
1. Ekonomi islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan semata-semata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses Ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi Islam menjadi rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya dan politik dari bangsa.
2. Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya. Sistem ekonomi sosialis merupakan suatu sistem ekonomi dimana ekonomi diatur oleh negara. Dalam sistem ini jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara atau pemerintah pusat. Sistem ini mendasarkan dairi pada pandangan Karl Marx dalam bukunya yang berjudul Das Capital.