Senin, 28 Oktober 2013

Bahaya Gunakan Kosmetik di Usia Dini

WANITA memang sudah biasa dalam menggunakan make up dan skin care. Namun membanjirnya produk kecantikan dengan bentuk yang cute dan review yang menggiurkan membuat perempuan di segala jenjang usia tertarik menggunakannya. Ironisnya, mereka yang masih berusia belasan saat ini sudah mulai mencoba kosmetka wanita yang kadang tak sesuai dengan usianya.Oleh karena itu, banyak sekali fenomena gadis muda yang nampak beberapa tahun lebih tua dari usianya. Ada beberapa bahaya yang mengincar kulit yang terlalu dini menggunakan make up dan skin care, beberapa diantaranya adalah:

1. Iritasi Jangka Panjang
Kosmetika yang tak sesuai usia juga bisa menyebabkan iritasi bagi kulit yang sensitif.Dalam beberapa kasus bisa menyebabkan jerawat atau purging. Beberapa orang yang tidak menanganinya dengan benar malah akan 'melakukan jurus perawatan sendiri' yang memba hayakan kondisi mereka. Bila memang kamu iritasi, datanglah ke dokter kulit, bukan dokter kecantikan, untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

2. Kulit Menjadi Kebal
Kulit yang terlalu dini mendapatkan perawatan akan rawan menjadi kebal di masa mendatang. Mungkin kamu tak merasakan efek apapun, namun di masa mendatang bisa jadi kulit kamu akan kebal dengan skin care sehingga kamu tak mendapatkan khasiatnya.

3. Penuaan Dini
Kulit yang masih muda memiliki tingkat kolagen dan elastisitas yang sangat baik. Menggempurnya dengan berbagai macam kosmetik dan skin care hanya akan membuat elastisitas kulit menyusut dan muncullah tanda penuaan seperti kerutan dan garis halus.

4. Memudarkan Kecantikan Alami
Ini dia yang paling membahayakan. Bagaimana kosmetik yang terlalu karas bagi kulit bagi kulit remaja bisa memudarkan kecantikan alami kulit kamu. Misalnya tadinya kamu memiliki kulit kuning langsat dan semi matte, namun karena ingin seperti artis tertentu, kamu menggunakan produk pemutih yang membuat kulit memucat. Mungkin bagi kamu kulit menjadi lebih putih, namun sebenarnya kamu akan terlihat lebih tua.
Gunakan kosmetik dan make up sesuai usia untuk menghindari resiko di atas. Kecantikan adalah hasil dari proses perawatan yang rutin, jadi jangan mudah tergiur iklan dan menginginkan hasil yang instan.

(sumber: Bali Post)

Waspadai Kebiasaan Gigit Kuku!

Bila kamu merasa punya kebiasaan menggigit kuku, sebaiknya mulai waspada. Bukan tak mungkin, kebiasaan ini adalah salah satu pertanda bahwa ada yang salah dengan kesehatan jiwa kamu. Sebagian besar masyarakat saat ini masih menganggap perilaku menggigit kuku hanyalah suatu kebiasaan buruk namun tak terlalu membahayakan. Akan tetapi, pandangan ini semestinya diubah. Para ahli kesehatan jiwa atau psikiater di Amerika Serikat kini suda menilai perilaku menggigit kuku sebagai hal yang mesti dicermai dan diwaspadai.
Seperti dilaporkan Medicaldaily, lembaga kesehatan jiwa American Psychiatric Association - Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) mulai tahun depan akan mengkategorikan kebiasaan mengigit kuku sebagai salah satu ciri-ciri gangguan obsesif kompulsiff (OCD).
Kebiasaan menggigit kuku menurut kajian pakar kesehatan memang bisa berbahaya bagi kesehatan manusia. Menurut Mayo Clinic, menggigi t kuku bukan hanya buruk dari segi higienitas, namun juga dapat memicu timbulnya infeksi pada kulit, meningkatakan resiko terkena influenza, serta infeksi lain akibat menyebarnya bakteri dari kuku dan jari.
Gangguan obsesif kompulsif (OCD) sendiri dikenal sebagai salah satu bentuk gangguan kecemasan. OCD dapat menyebabkan seseorang terjebak dalam kebiasaan melakukan sesuatu hal yang berulang-ulang untuk meredam kecemasannya. Banyak penderita OCD terjebak dalam kebiasaan, pemikiran yang membuat dirinya stres, serta ketakutan yang sulit dikendalikan. Merekan terpaksa melakukan suatu ritual tertentu untuk mengendalikan situasi agar mereka kembali nyaman.
Mereka yang punya kebiasaan menggigit kuku secara obsesif, hal ini tidak serta-merta disebabkan oleh kukunya, melainkan faktor lain seperti tekanan atau stres. Dalam beberapa tahun terakhir, menggigit kuku belum diklasifikasikan sebagai OCD. Namun, mulai tahun depan penilaian tersebut akan diubah. Mereka yang punya kebiasaan menggigit kuku, mencuci tangan terus-menerusatau merasa harus merapikan sepatunya akan dikategorikan sebagai orang yang menderita OCD.
Para ahli menyarankan, apabila kamu termasuk orang yang biasa menggigit kuku, segeralah berkonsultasi dengan dokter atau psikiater. Untuk menghentikan perilaku menggigit kuku, kamu juga dapat mencoba menghindari menghindari kebiasaan tersebut. Misalnya, saat kamu merasa bosan, cobalah cari cara yang sehat untuk memelihara kuku selalu dipotong pendek dan rapi, atau menyibukkan tangan dan mulut dengan aktivitas lain seperti bermain musik atau mengunyah permen karet.

(sumber: Bali Post)